Jumat, 23 Oktober 2009

renungan

kutemukan tulisan ini dari flas yang telah lama tidak ku buka,lupa dari mana asalnya,tapi sangat bagus tulisannya

Wanita Bercadar

Kami rela tubuh kami terbungkus dengan kain yang "mungkin bagi kebanyakan orang adalah tidak menarik", tidak apalah ,"itukankan penilaian mereka", semua orang bisa menilai dan setiap kepala punya buah pikiran. Kami hanyalah hamba dan sifat hamba ingin menyenangkan Tuannya.

Biarlah wajah kami terhalang dangan kain yang "bagi orang lain menyesakkan dada saja", biarlah itukan perasaan mereka dan semua orang tidak ada halangan mengutarakan apa yang mereka rasakan. Kami adalah wanita yang ingin berkarya untuk agama ini,"Ya Rabb terimalah pengorbanan kami yang tidak seberapa ini dan Engkaulah penerima buah karya hambaMu karena itula Engkau bernama "Syakur"-Maha berterima kasih-.

Kami berpacu dengan tubuh yang terlilit ini demi meraih kemenangan islam dan kaum muslimin. Ibadah kami dengan tubuh yang terbungkus ini, bahagia yang kami rasakan lewat menutup aurat ini jika orang lain tahu pasti mereka akan memerangi kami untuk merampas jilbab yang kami kenakan ini.

Jika sekiranya berjalan itu bisa tanpa mata yang terhalang pastilah kami akan menutupnya demi kesempurnaan ibadah yang mulia ini.

Ketahuilah bahwa aurat ini kami singkap untuk suami kami yang tercinta karena Allah. JIka sekiranya ada larangan menampakkan aurat terhadap siapa saja niscaya kami akan menutupnya dari suami kami.

Kami dengan wajah yang tertutup ini bisa mampersembahkan yang terbaik bagi agama kami. Jika dengan sehelai kain ini bisa membunuh orang yang memerangi islam niscaya kami akan mempersembahkannya demi tujuan yang mulia itu.

Biarlah orang disekeliling mencemooh pakain yang suci ini kami akan tegar mengenakannya, bukan karena kami telah dibai'at untuk itu, bukan karena suami memaksanya, tapi ini adalah konsekuensi iman yang ada didada ini.

Walau gerakan emansipasi menggembar- gemborkan kebebasan perempuan dengan mengeluarkan mereka dari rumah-rumah suami atau para orang tua dengan tanpa berjilbab atau berjilbab tapi telanjang, kami tetap pada pendirian semula bercadar atau mati jadinya.

Kami bercadar bukan karena sok suci, sok tahu, sok kearab-araban, sok pamer dan sok-sok lainnya, bukan...... !. Tapi demi mencontoh para istri nabi yang mereka adalah teladan yang baik, ibu kaum muslimin.

Tuan kami adalah Allah dan kami adalah hambaNya, seorang hamba pasti menghamba pada Tuannya dengan menuruti segala perintahNya dan menjauhi apa yang dilarangNya.


Selasa, 20 Oktober 2009

muqadimah

alhamdulillah,akhirnya setelah lama mencoba akhirnya bisa juga buat blog.semoga bisa bermanfaat